Agama Buddha dan teori kuantum - Ketidakkekalan, sifat realitas, kesadaran dan pengamatan, keterkaitan. Semua analogi yang mengejutkan. #862383

di Bruno Del Medico

Edizioni PensareDiverso

(Ancora nessuna recensione) Scrivi una recensione
5,90€

Leggi l'anteprima

Dalam lanskap pengetahuan manusia, batas-batas antara sains dan filsafat menjadi semakin tembus, sehingga memunculkan dialog yang tak terduga antara dunia yang tampaknya jauh. Dalam buku ini, kami bertujuan untuk mengeksplorasi persimpangan yang menarik antara filosofi Timur, dengan fokus khusus pada ajaran Buddha, dan penemuan modern dalam fisika kuantum. Tujuannya jelas: untuk menguraikan bagaimana wawasan tradisi yang berusia ribuan tahun seperti Buddhisme dapat memberikan cahaya baru pada teori kuantum, memunculkan pertanyaan mendalam tentang sifat realitas, persepsi, dan eksistensi itu sendiri.
Buku ini merupakan buku pertama dari trilogi yang berfokus pada agama Buddha, Hindu, dan Tao. Topik-topik yang dibahas menyoroti kesamaan antara sistem pemikiran ini dan prinsip-prinsip dasar fisika kuantum. Kemiripannya sangat mencengangkan.
Dalam ajaran Buddha, konsep ketidakkekalan adalah hal yang utama. Segala sesuatu yang ada terus berubah, tidak ada yang statis. Demikian pula, fisika kuantum mengajarkan kita bahwa pada tingkat sub-atom, partikel tidak ada dalam keadaan yang pasti, melainkan dalam keadaan yang bersifat probabilistik. Sebagai contoh, dualitas gelombang-partikel yang terkenal menunjukkan bahwa partikel juga dapat berperilaku sebagai gelombang, yang menantang pemahaman tradisional kita tentang materi fisik.
Prinsip saling ketergantungan menekankan bagaimana setiap fenomena terhubung dengan fenomena lainnya. Dalam fisika kuantum, fenomena keterikatan kuantum menggambarkan jaringan hubungan antar partikel. Ketika dua partikel terjerat, perubahan keadaan salah satu partikel secara instan memengaruhi partikel lainnya, bahkan pada jarak yang sangat jauh, sehingga membentuk ikatan yang melampaui batasan ruang-waktu.
Sebuah bagian penting dikhususkan untuk ilusi ego (Anatta): Ajaran Buddha mengajarkan bahwa rasa diri yang terpisah adalah ilusi. Dalam fisika kuantum, persepsi kita tentang realitas juga merupakan ilusi. Banyak penemuan ilmiah mengungkapkan bahwa pengamatan kita mengubah realitas yang diamati. Pengalaman celah ganda yang terkenal, misalnya, menunjukkan bagaimana pengamatan terhadap partikel-partikel kuantum mengubah perilaku mereka.
Mengenai meditasi dan perhatian penuh, praktik meditasi Buddhis dikenal untuk mempromosikan pandangan kontemplatif tentang realitas, yang memungkinkan para praktisi untuk mengikuti jalan yang melampaui penampakan sesuatu. Ilmuwan kontemporer, seperti fisikawan David Bohm, telah menyatakan bahwa apa yang kita lihat sebagai 'realitas' mungkin hanya merupakan gambaran dangkal dari tatanan yang lebih dalam yang mirip dengan keadaan kesadaran yang dicapai melalui meditasi.
Untuk mengilustrasikan kedekatan ini, ada baiknya kita mengutip dialog antara fisikawan Niels Bohr dan filsuf Buddha Daisetsu Teitarō Suzuki. Bohr, yang dianggap sebagai salah satu bapak fisika kuantum, menemukan resonansi yang mengejutkan dalam konsep-konsep Timur. Dalam salah satu kutipannya yang terkenal, dia berkata:
"Fisika bukanlah deskripsi realitas, tetapi konstruksi pemikiran kita."
Hal ini mengingatkan kita pada pandangan Buddha mengenai persepsi sebagai cerminan pikiran kita.
Kesaksian penting lainnya datang dari fisikawan Fritjof Capra, yang bukunya 'The Tao of Physics' mengeksplorasi kesamaan antara fisika modern dan filosofi Timur, termasuk Buddhisme dan Taoisme. Capra menyatakan bahwa realitas kuantum memunculkan interpretasi materi bukan sebagai kumpulan benda padat tetapi sebagai medan energi, yang selaras dengan pemikiran Buddha tentang ketidakkekalan.
Dalam buku pertama ini, kami telah menelusuri kontur hubungan yang mendalam dan transformatif antara ajaran Buddha dan fisika kuantum. Menjelajahi hubungan ini tidak hanya memperkaya pemahaman kita tentang ilmu pengetahuan, tetapi juga mengundang refleksi yang lebih dalam tentang bagaimana kita memandang realitas. Dalam dunia yang semakin kompleks, prinsip-prinsip Buddhis menawarkan wawasan penting ke dalam visi baru tentang tempat kita di alam semesta: ruang keterkaitan, ketidakkekalan, dan kesadaran.
Dalam volume berikutnya, kami akan melanjutkan perjalanan ini, menyelami lebih jauh ke dalam kegelapan dan cahaya tradisi filosofis Timur lainnya, menemukan dimensi baru dalam dialog yang memukau antara kebijaksanaan kuno dan penemuan modern.
Aggiunta al carrello in corso… L'articolo è stato aggiunto

Con l'acquisto di libri digitali il download è immediato: non ci sono costi di spedizione

Altre informazioni:

Formato:
ebook
Anno di pubblicazione:
2025
Dimensione:
826 KB
Protezione:
nessuna
Lingua:
Altre lingue
Autori:
Bruno Del Medico